“
PENGGUNAAN LUBANG RESAPAN BIOPORI (LRB) SEBAGAI TEKNOLOGI UNTUK MEMANFAATKAN
SAMPAH ORGANIK DAN MENGATASI BAHAYA BANJIR”
KARYA
TULIS ILMIAH
Oleh
LELA
NURLAILA
PENDIDIKAN
BIOLOGI/A/IV
BANDUNG
2011
KATA
PENGANTAR
Puji teriring syukur kita panjatkan kepada Allah
SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan karya tulis ini sesuai waktu yang
telah ditentukan. Shalawat beserta salam senantiasa dicurah limpahkan kepada
Sang Revolusioner kita Nabi Muhammad saw, dan keluarganya, para sahabatnya,
serta umatnya hingga akhir zaman.
Karya tulis ini dibuat dengan sepenuh hati, karya tulis ini bertema Pendidikan lingkungan hidup, upaya penyadaran
untuk mempertahankan kelestarian alam. Melihat fakta lingkungan hidup di
lapangan, penulis bernisiatif untuk membuat karya tulis ini dengan judul “Penggunaan Lubang Resapan Biopori (LRB)
Sebagai Teknologi untuk Memanfaatkan Sampah Organik dan Mengatasi Banjir”. Penulisan
karya tulis ilmiah ini sebagai salah satu sumbangsih penulis terhadap kemajuan
dan peningkatan sumberdaya manusia terutama dalam bidang penulisan ilmiah.
Selain itu, penulisan ini juga bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang
cara mencegah banjir dengan menggunakan teknologi yang sederhana dan alamiah.
Dengan segala kerendahan
hati penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu demi kelancaran pembuatan
karya tulis ini, baik moril maupun materil. Semoga Allah SWT
memberikan balasan yang lebih dari apa yang telah diberikan kepada kami.
Penulis sangat menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik materi maupun sistematikanya. Sehubungan dengan hal itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah berharga bagi penulis untuk perbaikan pada karya tulis berikutnya. Akhir kata penulis sampaikan permohonan maaf atas segala kekurangan
dan kesalahan dalam karya tulis ini dan mudah-mudahan karya tulis ini dapat bermanfaat.
Bandung, Juni 2011
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... ........ i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ........ ii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... ....... iii
I.
PENDAHULUAN..................................................................................... ........ 1
A. Latar
Belakang Masalah.................................................................................. 1
B. Rumusan
Masalah............................................................................................ 3
C. Tujuan.............................................................................................................. 3
D. Metode
Penulisan............................................................................................ 3
II. PEMBAHASAN........................................................................................ ........ 3
A. Sekilas
Tentang Lubang Resapan Biopori (LRB)........................................... 3
B. Efektifitas
Lubang Resapan Biopori (LRB) Untuk Memanfaatkan
Sampah Organik dan
Mengatasi Banjir........................................................... 5
1.
Teknik Pembuatan Lubang Resapan Biopori
(LRB).......................... ........ 5
2.
Lokasi Pembuatan Lubang Resapan Biopori
(LBR).................................. 8
3.
Jumlah Lubang Yang Disarankan............................................................... 9
4.
Biaya Yang Diperlukan.............................................................................. 9
5.
Manfaat dan Keunggulan Lubang Resapan
Biopori................................. 10
C. Simpulan......................................................................................................... 11
D. Saran............................................................................................................... 12
E.
Ringkasan Karya Tulis............................................................................ ....... 12
III. DAFTAR PUSTAKA............................................................................. ....... 13
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1. Sampah Organik................................................................................. 1
Gambar
2. Bahaya banjir.................................................................................. ... 2
Gambar
3. Foto mikroskop elektron dari lubang cacing dan akar pada matriks
tanah (dalam lingkaran
kuning)..................................................... ... 4
Gambar
4. Cacing tanah yang membuat biopori............................................. ... 4
Gambar
5. Bor Tanah...................................................................................... ... 5
Gambar 6. Pembuatan
Lubang Biopori........................................................... ... 6
Gambar 7. Ukuran pipa dan proses
pengomposan.......................................... ... 7
Gambar. 8 Penutup Lubang Biopori............................................................... ... 7
Gambar
9. LRB di dasar saluran air............................................................... ... 8
Gambar
10. LRB di batas taman..................................................................... ... 8
Gambar 11. Proses pengomposan sampah organik........................................... .. 10
“
PENGGUNAAN LUBANG RESAPAN BIOPORI (LRB) SEBAGAI TEKNOLOGI UNTUK MEMANAATKAN
SAMPAH ORGANIK DAN MENGATASI BANJIR”
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masyarakat masih
beranggapan bahwa sampah merupakan bahan buangan yang tidak bisa dimanfaatkan
lagi dan dianggap menjijikan, padahal sampah ini dapat dijadikan sebagai bahan
baku pupuk organik. Dampak langsung dari penanganan sampah yang kurang tepat
diantaranya adalah timbulnya penyakit menular, penyakit kulit, gangguan
pernapasan dan gangguan pencernaan. Dampak tidak langsungnya akan menimpa
masyarakat diantaranya adalah bahaya banjir akibat gangguan aliran sungai yang
terhalang timbunan sampah yang dibuang ke sungai. Agar sampah yang semakin hari
semaikn banyak dapat diatasi, diperlukan cara yang efektif untuk menangani
sampah tersebut terutama sampah organik.
Gambar
1. Sampah Organik
Sumber
: http://safarilingkunganhijau.blogspot.com/p/sampah.html
Selama ini yang
menjadi salah satu faktor penyebab penyebab banjir adalah air hujan yang
mengguyur wilayah hulu tidak dapat diserap dengan baik karena berkurangnya
pepohonan dan banyaknya bangunan, sehingga wilayah hilir kebanjiran. Air yang
berasal dari hutan, kebun maupun pemukiman yang dibiarkan begitu saja tanpa ada
penyerapan yang dilakukan tanah, maka dapat menjadi beban bagi sungai. Apalagi
ditambah dengan sampah yang dibuang sembarangan. Hal ini akan menimbulkan
sumbatan di sungai dan menimbulkan sumber pencemaran baru bagi sumber air.
Masyarakat yang berinisiatif membuang sampahnya ke sungai ataupun saluran air,
itupun akan menimbulkan dampak baru yakni meluapnya air sungai.
Gambar
2. Bahaya banjir
Sumber
: http://dewiekr.blogspot.com/2009/11/banjir-dan-upaya-mengurangi-risiko.html
Atas
dasar permasalahan tersebut, maka harus ada sebuah teknologi yang bisa mengatasi masalah yang sering
menimpa manusia itu. Kita memang sudah mengenal yang namanya sumur resapan air,
tapi proses tersebut masih belum bisa mencegah kemubaziran, karena tanah hasil
galian yang tidak sedikit itu harus dibuang ke tempat lain. Oleh karena itu,
teknologi lubang resapan biopori hadir dalam rangka mengatasi permasalahan sampah organik dan permasalahan
banjir yang sering terjadi di Indonesia. Teknologi ini dapat membuat tempat
untuk makhluk hidup dan untuk penyerapan air serta kita bisa memanfaatkan
sampah yang selama ini mengganggu. Lubang resapan biopori ini menggunakan jasa
hewan-hewan di dalam tanah seperti cacing dan rayap serta bantuan sampah
organik sehingga akan terbentuk pori-pori alami dalam tanah, air bisa diserap,
dan struktur tanah bisa diperbaiki.
Pembuatan
lubang-lubang resapan ini memberikan dampak positif terhadap tumbuhan, tanah,
organisme bawah tanah dan lingkungan lainnya. Tumbuhan mampu tumbuh subur karena didukung oleh pupuk kompos hasil dari
pelapukan sampah organik. Sampah organik pun menjadi faktor penghidupan bagi
organisme bawah tanah. Ketersediaan air dalam tanah menjadi hal terpenting
sebagai penopang daratan dan kelembaban tanah. Dengan teknologi lubang resapan
biopori ini kita bisa menyimpan air saat musim penghujan dan kita bisa memanen
air pada saat musim kamarau.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis
merumuskan masalahnya adalah sebagai berikut:
1.
Apakah yang dimaksud dengan Lubang
Resapan Biopori itu?
2.
Bagaimanakah efektivitas Lubang Resapan
Biopori (LRB) dalam memanfaatkan sampah organik dan mengatasi banjir?
C. Tujuan
Tujuan
dari penulisan ini adalah sebagai berikut:
1.
Mengkaji dan menganalisis teknologi
Lubang Resapan Air (LRB)
2.
Menganalisis efektifitas lubang resapan
biopori dalam memanfaatkan sapah organik dan mengatasi banjir.
D. Metode Penulisan
Pada
kegiatan ini metode penulisan karya ilmiahnya adalah berdasarkan hasil telaah
pustaka. Karya ilmiah hasil telaah pustaka ini pada dasarnya adalah
menganalisis fakta, data atau informasi, dan kemudian mensintesis mereka
menjadi suatu konsep, temuan, ide/gagasan atau hipotesis.
II. PEMBAHASAN
A. Sekilas tentang Lubang Resapan
Biopori (LRB)
Biopori atau yang biasa disebut dengan Teknologi Lubang Resapan Biopori
merupakan metode alternatif untuk meresapkan air hujan ke dalam tanah, selain
dengan sumur resapan. LRB atau Lubang Resapan Biopori adalah
lubang silindris yang dibuat secara vertikal dengan diameter 10 - 20 cm dan
kedalaman sekitar 100 cm. Singkatnya, LRB ini adalah lubang kapiler di dalam
tanah untuk menambah penyerapan air di sekitar lingkungan kita. Biopori adalah
pori-pori berbentuk lubang (terowongan kecil) yang dibuat oleh aktivitas
organisme tanah atau akar tanaman menunjukan penampang dari lubang resapan
biopori.
Teknologi
ini disebut sebagai biopori atau “Mulsa Vertikal”karena teknologi ini
mengandalkan jasa hewan-hewan di dalam tanah seperti cacing dan rayap untuk
membentuk pori-pori alami dalam tanah, dengan bantuan sampah organik, sehingga
air bisa terserap dan struktur tanah diperbaiki. Keberadaan sampah organik ini
berfungsi untuk membantu menghidupkan cacing tanah dan rayap yang nantinya akan membuat biopori.
Gambar
3. Foto mikroskop elektron dari lubang cacing dan akar pada matriks tanah
(dalam lingkaran kuning)
Sumber
: www.biopori.com
Gambar
4. Cacing tanah yang membuat biopori
Sumber:
www. google.com/images
Bila lubang-lubang
seperti ini dibuat dengan jumlah yang lebih banyak, maka kemampuan dari
sebidang tanah untuk meresapkan air akan diharapkan semakin meningkat.
Meningkatnya kemampuan tanah dalam meresapkan air akan memperkecil peluang
terjadinya aliran air di permukaan tanah. Atau dengan kata lain dapat mengurangi
bahaya banjir yang mungkin terjadi.
B. Efektifitas Lubang Resapan Biopori
Dalam Menangani Sampah Organik Dan Mengatasi Terjadinya Banjir
Lubang Resapan Biopori (LRB) merupakan teknologi
sederhana dan tepat guna namun efektif untuk mencegah banjir, yang ditemukan
oleh Ir.Kamir R. Brata, Dosen Konservasi Tanah dan Air Fakultas Pertanian IPB.
Berikut adalah langkah-langkah dalam menggunakan teknologi LRB ini:
1. Teknik pembuatan Lubang Resapan
Biopori
ü Peralatan
dan bahan yang diperlukan:
·
Bor tanah
·
Cangkul
·
Golok
·
Palu
·
Pahat
|
· Ember
· Gayung
· Bambu
· Pipa
· Sendok semen
+Semen
· Sampah Organik
|
Gambar
5. Bor Tanah
Sumber:
www.google.com/images
ü Cara Pembuatan Lubang Biopori Resapan Air :
1. Membuat lubang silindris di tanah dengan diameter
10-30 cm dan kedalaman 30-100 cm serta jarak antar lubang 50-100 cm, dengan
menggunakan bor tanah. Bor
berfungsi untuk melubangi bidang tanah sekaligus mengangkat tanah hasil galian.
Bor juga bisa digunakan untuk memasukkan kompos dalam lubang. Bor tanah terbuat
dari besi yang didesain khusus. Di sepanjang bor ada alat ukur angka satuan
sentimeter untuk mengetahui kedalaman lubang.
Gambar 6. Pembuatan Lubang Biopori
Sumber : www.google.com/images
2. Cangkul
digunakan untuk membersihkan permukaan tanah. Pahat dan palu digunakan untuk
membongkar lapisan semen pada permukaan tanah yang disemen.
3. Lubang
resapan biopori (LRB) yang telah dibor selanjutnya pada sekeliling permukaan
mulut lubangnya diberi semen agar kuat. Mulut lubang dapat dikuatkan dengan semen setebal 2 cm dan lebar 2-3
sentimeter serta diberikan pengaman agar tidak ada anak kecil atau orang yang
terperosok., lalu dimasukan potongan pipa PVC yang telah
dibungkus koran pada lubang LRB sedalam 2 sentimeter. Lalu, sisipkan adukan
semen dan pasir di sekeliling pipa. Bila penguat bibir lubang sudah mengeras,
cabut pipa PVS dari tempatnya. Selanjutnya dorong kertas koran ke dalam lubang
menggunakan jari tangan. Setelah lubang LRB siap, masukkan sampah organik ke
dalam lubang sampai penuh.
Gambar 7. Ukuran pipa dan proses pengomposan
Sumber : www.google.com/images
4. Lubang diisi dengan sampah organik seperti daun,
sampah dapur, ranting pohon, sampah makanan dapur non kimia, dsb. Sampah dalam
lubang akan menyusut sehingga perlu diisi kembali dan di akhir musim kemarau
dapat dikuras sebagai pupuk kompos alami. Untuk memasukkan sampah
lebih dalam bisa menggunakan bambu untuk mendorong ke dalam lubang. Pengisian
sampah jangan terlalu padat agar tidak mengurangi jumlah oksigen di dalam
tanah. Agar tidak membahayakan, lubang ditutup dengan besi beton atau alat
penutup lain yang bisa dilalui air dan kuat menahan beban jika terinjak.
Gambar. 8 Penutup Lubang Biopori
Sumber: www.google.com/images
5. Jumlah lubang biopori yang ada sebaiknya dihitung
berdasarkan besar kecil hujan, laju resapan air dan wilayah yang tidak meresap
air dengan rumus = intensitas hujan (mm/jam) x luas bidang kedap air (meter
persegi) / laju resapan air perlubang (liter / jam).
2. Lokasi Pembuatan Lubang Resapan
Biopori
Lokasi pembuatan LRB
ini dibuat di tempat bebas lalu lalang orang terutama anak-anak. Oleh karena
itu penempatan harus diatur sedemikian rupa dan disesuaikan dengan lahan yang
ada. Karena fungsinya sebagai peresap air maka penempatan LRB dilakukan di
lokasi dimana air secara alami akan cenderung berkumpul atau air tersebut
diarahkan ke tempat dimana lubang biopori berada. Air dapat diarahkan dengan
membuat alur, dan lubang resapan dibuat pada dasar alur tersebut Adanya alur
tidak akan menyebabkan orang tertarik
untuk mendatangi atau menginjaknya.
Lubang resapan Biopori
dapat dibuat di dasar saluran yang semula dibuat untuk membuang ait hujan, di
dasar alur yang dibuat disekeliling batang pohon atau pada batas taman.
Gambar
9. LRB di dasar saluran air
Gambar
10. LRB di batas taman
Sumber:
www.google.com/images
3. Jumlah lubang resapan yang
disarankan
Jumlah lubang yang
perlu dibuat dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:
Jumlah
LRB : intensitas hujan (mm/jam) x luas bidang kedap (m2)
/ laju peresapan air per lubang (liter/jam)
|
Sebagai contoh, untuk
daerah dengan intensitas hujan 50 mm/jam
(hujan lebat), dengan laju peresapan air perlubang 3 liter/ menit (180
liter/jam) pada 100 m2bidang
kedap perlu dibuat sebanyak (50 x 100)/180 = 28 lubang .
Bila lubang yang dibuat
berdiameter 10 cm dikedalaman 100 cm,
maka setiap lubang dapat menampung 7,8 liter sampah organik. Ini berarti bahwa
setiap lubang dapat diisi dengan sampah organik selama 2-3 hari. Dengan demikian
28 lubang dapat dipenuhi dengan sampah organik yang dihasilkan selama 56-84
hari . Dalam selang waktu tersebut lubang yang pertama diisi sudah
terdekomposisi menjadi kompos sehingga volumenya telah menyusut. Dengan
demikian lubang-lubang ini dapat diisi kembali dengan sampah organik baru dan
begitu seterusnya.
4.
Biaya yang Diperlukan
Pembuatan LRB akan dipermudah dengan alat bor tanah yang
didesain disesuaikan untuk kegunaan peresapan air dengan pendekatan biopori.
Alat bor LRB juga diperlukan untuk mempermudah pemanenan kompos yang terbentuk
bersamaan dengan pemeliharaan LRB.
Bila I lubang LRB dapat dibuat dalam waktu 10 menit, tiap
rumah tangga perlu membuat 30 LRB, berarti akan selesai dalam waktu 300 menit
(5 jam) berarti perlu 1 hari orang kerja (Rp 35 000,-).
Bila setiap rumah tangga ingin memiliki bor LRB sendiri
(harga bor Rp 175.000 – Rp 200.000), maka diperlukan biaya (Rp 205 000 – Rp 235
000). Biaya tersebut akan dapat berkurang bila I bor tanah dimiliki bersama
oleh beberapa orang.
5.
Manfaat
dan Keunggulan Lubang Resapan Biopori
LRB adalah teknologi
tepat guna ramah lingkungan untuk meningkatkan laju peresapan air hujan dan
memanfaatkan sampah organik ke dalam tanah. Manfaat dan keunggulannya adalah :
1. Memaksimalkan air yang
meresap ke dalam tanah sehingga menambah air tanah.
Kehadiran LRB ini secara langsung dapat akan menambah bidang resapan air,
setidaknya seluas kolom/dinding lubang. Sebagai contoh bila lubang dibuat
dengan diameter 10 cm dan dalam 100 cm maka luas bidang serapan akan bertambah
banyak 3140 cm2 atau hampir 1/3 m2 Dengan kata lain suatu
permukaan tanah berbentuk lingkaran dengan diameter 10 cm yang semula mempunyai
bidang resapan 78,5cm2 setelah dibuat lubang resapan biopori dengan
kedalaman 100 cm, luas bidang serapannya menjadi 3218 cm2
3. Membuat kompos alami dari sampah organik daripada
dibakar
Gambar 11.
Proses pengomposan sampah organik
Sumber : www.google.com/images
3. Mengurangi genangan air yang menimbulkan penyakit.
4. Mengurangi air hujan yang dibuang percuma ke laut.
5. Mengurangi resiko banjir di musim hujan.
6. Maksimalisasi peran dan aktivitas flora dan fauna
tanah.
7. Mencegah terjadinya erosi tanah dan bencana tanah
longsor.
C. Simpulan
Lubang resapan biopori
(LRB) adalah lubang silindris yang dibuat ke dalam tanah dengan diameter 10 cm,
kedalaman sekitar 100 cm atau jangan melebihi kedalaman muka air tanah. Lubang
diisi sampah organik untuk mendorong terbentuknya biopori. Biopori adalah pori
berbentuk liang (terowongan kecil) yang dibentuk oleh aktivitas fauna tanah
atau akar tanaman.
ü Cara Pembuatan Lubang Biopori Resapan Air :
1. Membuat lubang silindris di tanah dengan diameter
10-30 cm dan kedalaman 30-100 cm serta jarak antar lubang 50-100 cm, dengan
menggunakan bor tanah.
2.
Cangkul digunakan untuk membersihkan
permukaan tanah. Pahat dan palu digunakan untuk membongkar lapisan semen pada
permukaan tanah yang disemen.
3.
Lubang resapan biopori (LRB) yang telah
dibor selanjutnya pada sekeliling permukaan mulut lubangnya diberi semen agar
kuat.
4.
Lubang diisi
dengan sampah organik seperti daun, sampah dapur, ranting pohon, sampah makanan
dapur non kimia, dsb.
5. Jumlah lubang biopori yang ada sebaiknya dihitung
berdasarkan besar kecil hujan, laju resapan air dan wilayah yang tidak meresap
air dengan rumus = intensitas hujan (mm/jam) x luas bidang kedap air (meter
persegi) / laju resapan air perlubang (liter / jam).
ü
Lokasi pembuatan LRB ini dibuat di
tempat bebas lalu lalang orang terutama anak-anak. Oleh karena itu penempatan
harus diatur sedemikian rupa dan disesuaikan dengan lahan yang ada
ü Jumlah
lubang yang perlu dibuat dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:
Jumlah
LRB : intensitas hujan (mm/jam) x luas bidang kedap (m2)
/ laju peresapan air per lubang (liter/jam)
|
ü Bila
I lubang LRB dapat dibuat dalam waktu 10 menit, tiap rumah tangga perlu membuat
30 LRB, berarti akan selesai dalam waktu 300 menit (5 jam) berarti perlu 1 hari
orang kerja (Rp 35 000,-). Bila setiap rumah tangga ingin memiliki bor LRB
sendiri (harga bor Rp 175.000 – Rp 200.000), maka diperlukan biaya (Rp 205 000
– Rp 235 000). Biaya tersebut akan dapat berkurang bila I bor tanah dimiliki
bersama oleh beberapa orang.
ü Manfaat
dan keunggulannya penggunaan biopori adalah :
1. Memaksimalkan air yang meresap ke dalam tanah sehingga
menambah air tanah.
2. Membuat kompos alami dari sampah organik daripada
dibakar
3. Mengurangi genangan air yang menimbulkan penyakit.
4. Mengurangi air hujan yang dibuang percuma ke laut.
5. Mengurangi resiko banjir di musim hujan.
6. Maksimalisasi peran dan aktivitas flora dan fauna
tanah.
7. Mencegah terjadinya erosi tanah dan bencana tanah
longsor.
D. Saran
Dengan melihat uraian teknologi biopori yang mudah dan tepat
guna, maka selayaknya pemerintah memberi apresiasi pada penemunya berupa
penghargaan. Kendati demikian, penghargaan yang tidak ternilai jika pemerintah
lebih gencar mensosialisasikannya ke masyarakat. Alasan keterbatasan anggaran
kurang tepat, karena terbukti proyek triliunan untuk membangun bendungan justru
menuai banyak masalah, karena dugaan praktik-praktik kurang terpuji dalam
pembebasan lahan. Pemerintah seharusnya lebih arif dengan mendorong hasil
penemuan yang murah dan tepat guna, ketimbang mendorong proyek-proyek mercusuar
yang sarat dengan dugaan penyalahgunaan uang negara. Teknologi biopori salah
satu solusi alternatif terkesan masih diabaikan, karena biayanya murah.
E. Ringkasan
Karya Tulis
Banjir dan sampah merupakan suatu masalah lingkungan yang sangat kompleks
saat ini. Diikuti dengan kondisi tanah yang sudah mengalami penurunan unsur
hara serta rendahnya tingkat kelembaban akibat hilangnya persediaan air di
dalam tanah menyebabkan air tak mampu menopang tanah dengan baik , persediaan
air pun semakin menipis apalagi menjelang musim kemarau. Hal ini mengakibatkan
terjadi suatu ketidakseimbangan alam.
Lubang-lubang kecil pada tanah yang mengandung sampah organik di dalamnya
menjadi sesuatu yang penting untuk, mengembalikan serta memperbaharui kondisi
tanah yang telah rusak. Melalui lubang tersebut (biopori) air hujan yang turun
dapat ditangkap dan ditampung sebagai cadangan air tanah yang bisa digunakan
pada musim kemara. Selain itu adanya penimbunan sampah di dalam lubang
memancing organisme-organisme yang ada di dalam tanah untuk bekerja secara
alami mengembalikan unsur hara yang terkandung di dalam tanah.
Multiguna biopori memberikan
pengaruh positif terhadap keseimbangan lingkungan, pencegahan bencana, dan
peningkatan kesehatan manusia. Hasilnya biopori mampu meningkatkan daya serap
air, mencegah timbulnya penyakit DBD (Demam Berdarah) akibat nyamuk yang timbul
karena adanya genangan–genangan air, mengubah sampah organik menjadi kompos,
dan memanfaatkan organisme di dalam tanah untuk bisa meremajakan kembali tanah
dengan proses yang alami.
III. DAFTAR PUSTAKA
ü Http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32904/lubang%20resapan%20biopori.pdf?sequence=1
ü www.
biopori.com
ü www.google.com/images